Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PENGALAMAN CULTURE SHOCK DI AUSTRALIA - WORKING HOLIDAY VISA

Culture Shock ketika tinggal di luar negeri tentunya sangat normal dan wajar ya untuk orang yang baru pindah. Walaupun Australia terbilang cukup dekat secara geografis dengan Indonesia bagian timur, tapi banyak hal yang sangat berbeda yang bisa membuat kita kaget ketika tinggal lama atau baru pindah ke Australia. Hal ini juga terutama untuk para Working Holiday Maker Australia dari Indonesia. 


Setelah tinggal sekitar 7 bulan di Australia, terutama di Melbourne, aku rangkum culture shock yang aku alami di Australia. 

1. SEWA TEMPAT TINGGAL PER MINGGU

Ini adalah culture shock yang paling bikin kaget di Australia untukku, karena di Australia agak unik. Untuk menyewa kamar atau apartemen, rate harga yang di publish adalah per minggu. Jadi jangan bingung jika melihat iklan tempat tinggal semisalnya $250 pw (per week). Walau untuk lease apartment biasanya di charge per bulan bayarnya tapi tetap harga disini itu patokannya per minggu. 

2. GAJI DIBAYAR PER MINGGU

Selain bayar sewa tempat tinggal per minggu, gaji di Australia juga dibayar rata rata per minggu untuk pekerjaan dalam kategori labour / low income job. Sedangkan untuk pekerjaan kantor medium income biasanya dibayarkan setiap 2 minggu. 

3. CUCI PIRING PAKAI DISHWASHING MACHINE

Lalu yang bikin aku kaget juga budaya cuci piring di Australia untuk setiap rumah / apartment disini rata rata memang pakai mesin cuci piring. Memang sih tahun 2013 waktu aku baru tinggal di Perancis, waktu itu sudah ada beberapa  rumah teman yang aku lihat pakai mesin cuci piring, tapi waktu itu mesin cuci piring belum lumrah untuk dipakai di setiap rumah.

Tapi di Australia, hampir semua tempat kenalanku selalu pakai dish washing machine jadi mempermudah sekali kalo lagi punya party ngundang orang untuk makan makan jadi ga pusing cuci piring

4. HARGA KEBUTUHAN POKOK

Ada juga harga belanja sembako yang cukup kaget untukku pribadi karena kebanyakan menurutku lebih murah di Australia dari pada di Indonesia, karena aku pribadi tinggal di Bali sebelum pindah di Australia dan memang selalu masak juga belanja di supermarket. 

Jadi di Australia untuk misalnya sayur sayuran atau buah buahan sesuai musim yang sedang panen, itu sangat murah. Untuk mengukur murah juga ini aku bandingkan dengan pendapatan di Australia. 

5. ORANG AUSSIE TERLALU RAMAH 

Berbeda dengan waktu aku tinggal di Perancis yang orang orangnya menurutku sangat tidak ramah dengan orang luar dan sangat susah berteman dengan orang Perancis. Tapi di Australia sangat berbeda jauh, dari lingkungan pertemanan menurutku jauh lebih sehat dan mereka sangat ramah.

Walau ya bisa dibilang juga basa basi tapi ya terasa beda aja kalo ada orang yang nanya sesimple 'How are you?' 'How was your weekend?' 

6. BUDAYA THRIFT SHOP 

Ketika aku baru sampai di Australia, dan masih mencari banyak barang kebutuhan untuk pribadi dan apartment, banyak sekali orang orang yang menyarankan untuk cari di Opshop (panggilan Thrift Shop di Australia). Akhirnya aku baru tahu kalo wow budaya membeli barang bekas / recycle di Australia itu sangat tinggi. 

Banyak hal yang dijual di opshop dari mulai barang pribadi hingga perabotan rumah semuanya ada. Barang disana adalah hasil donasi dan dijual sangat murah. Semenjak kenal Opshop disini, aku selalu hunting hampir tiap minggu mencari barang barang bagus dan murah.

7. BUDAYA CAMPING DAN OLAHRAGA

Di Australia sendiri Camping sudah seperti culture, orang orang disini sangat suka camping jadi sangat heran jika kalian lihat banyak orang di Australia yang punya campervan / trailer yang memang mereka persiapkan untuk camping. Kalo sudah weekend atau long weekend akan sangat susah mencari camping ground yang available karena disini sistemnya untuk camping ground itu kita booking online dan itu punya pemerintah. 

Kemudian untuk Olahraga pun, aku lihat memang orang disini sangat aktif. Fasilitas disini juga sangat memunjang untuk olahraga di tempat publik. Disini tennis juga adalah salah satu olahraga favorit, aku pribadi baru main tennis hampir setiap minggu baru di Australia.

8. SURCHANGE

Hal yang cukup aneh di Australia adalah budaya surchange (biaya tambahan). Di Australia biasanya jika kamu ke restoran pada weekend atau public holiday akan dikenakan biaya tambahan 15% dari bill, hal ini karena di Australia untuk orang yang bekerja di hari tersebut bayarannya akan lebih tinggi dari hari biasanya. 

Kemudian jenis surchange lainnya adalah pembayaran dengan kartu debit / kredit semua dikenakan charge ini lumayan aneh untukku karena di Indonesia aja sekarang ga ada deh tempat yang ngecharge untuk pembayaran pake kartu debit, kalo kartu kredit kemungkinan di beberapa tempat masih ya. Di Australia ini masih kental budaya cash mungkin sih biar ga kena tax juga yang punya usaha. Jadi banyak juga tempat yang kasih diskon untuk pembayaran cash, terutama di restoran. 


Helga Christ
Helga Christ Currently living in Bali

Post a Comment for "PENGALAMAN CULTURE SHOCK DI AUSTRALIA - WORKING HOLIDAY VISA"